Pelatihan Active Listening bagi Anggota dan Pengurus FOSPETA
Pada tanggal 20 September 2024, di Hotel Acacia, telah diselenggarakan pelatihan mendengar aktif (active listening) bagi anggota dan pengurus Forum Support Perempuan Tangguh (FOSPETA) di Hotel Acacia, Jakarta. Acara ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kapasitas para anggota FOSPETA, yang sebagian besar adalah keluarga mantan narapidana teroris, dalam menjalankan peran mereka sebagai agen perdamaian di komunitas. Pelatihan ini difasilitasi oleh Division for Applied Social Psychology Research (DASPR) bekerja sama dengan Center for the Study of Sustainable Community (CSSC) UNIKA Atma Jaya dan didukung oleh Working Group on Women and C/PVE (WGWC).
Pelatihan dibuka dengan sambutan dari Erni Kurniati, Koordinator Family Resilience Program dan Pembina Fospeta, yang memperkenalkan tim fasilitator dari CSSC UNIKA Atma Jaya. Acara diawali dengan sesi mendengar aktif yang dipandu oleh Stefani H.S. Nugroho, Ph.D., dan Justinus Budi Santoso, M.Psi., Psikolog. Para peserta diberi kesempatan untuk mempelajari teknik mendengar aktif melalui teori dan praktik langsung. Sesi ini bertujuan untuk membantu para peserta mengembangkan kemampuan mendengarkan secara aktif, terutama dalam interaksi sehari-hari di keluarga dan komunitas.
Dalam sesi pertama, peserta diminta melakukan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal mereka tentang konsep mendengar aktif. Setelah itu, materi disampaikan oleh Justinus Budi Santoso yang menjelaskan pentingnya empati dalam mendengar aktif. Peserta juga diminta berbagi pengalaman tentang empati dan diberikan contoh-contoh cara mendengar yang baik. Stefani H.S. Nugroho kemudian memandu praktik langsung di mana peserta berpasangan untuk mempraktikkan mendengar aktif dengan saling berbagi cerita selama beberapa menit.
Sesi dilanjutkan dengan pelatihan berbicara di depan umum yang dipimpin oleh Erni Kurniati. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk berlatih mengatasi rasa gugup saat berbicara di depan orang lain dengan cara-cara yang interaktif dan menyenangkan. Setiap peserta mendapat kesempatan untuk berbicara di hadapan peserta lain dengan menggunakan tema yang diberikan, sementara peserta lainnya diminta untuk mendengarkan secara aktif.
Hasil pre-post test pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman dan kemampuan mendengar aktif peserta. Peserta juga menyampaikan harapan agar pelatihan serupa dapat dilaksanakan lebih sering dan melibatkan anggota keluarga. Peserta juga menyampaikan harapan agar pelatihan serupa dapat dilaksanakan lebih sering dan melibatkan anggota keluarga. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas anggota FOSPETA dalam mendukung keluarga mereka, terutama dalam menghadapi tantangan terkait dengan ekstremisme.
Acara ditutup dengan refleksi dan diskusi rencana tindak lanjut, termasuk usulan untuk mengadakan kegiatan serupa bagi anak-anak dan keluarga anggota FOSPETA di masa mendatang.