Riset

Beragam program riset hasil kolaborasi DASPR dengan peneliti lain

Jihadis, Terorisme dan Kontra Kekerasan Ekstremisme

Apa alasan munculnya aktivitas terror agama di Indonesia? Mengapa orang beragama mampu membunuh orang yang tidak bersalah? Bagaimana kita dapat mengatasi aktivitas terror di Indonesia dan bagaimana kita dapat mengenali individu yang rentan serta masyarakat yang rentan? Dipicu oleh pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kami telah berkolaborasi dengan beberapa sarjana sosial berikut ini. Bersama Zora Sukabdi (Universitas Swinburne) kami menyelidiki alasan dibalik kegiatan teror yang dilakukan oleh Islam radikal dan menemukan bahwa salah satu penyebabnya adalah karena Indonesia diartikan sedang dalam keadaan perang. Bersama Mirra Noor Milla (Universitas Indonesia) dan Ahmad Naufalul Umam (Universitas Mercu Buana), kami ingin mengeksplorasi bagaimana narasi, cerita, dan kenangan ditanamkan di benak para jihadis. Dan bersama tim dari Civil Society against Violent Extremism (C-Save) dan Ichsan Malik Center, kami bekerja untuk mengembangkan pedoman untuk tanda-tanda peringatan dini radikalisme. Pada proyek lainnya, kami juga bekerja dengan Adrian Cherney (Universitas Queensland). Kami bermaksud untuk membandingkan antara kasus individu Indonesia dan Australia yang telah deradikalisasi menjadi ekstremisme. Selain itu, karena kami juga peduli dengan keluarga Jihadis dan isu-isu perempuan dan kontra-ekstremisme kekerasan, kami telah memulai proyek-proyek yang terkait dengan masalah tersebut. Dengan tim dari Global Network of Women Peacebuilders (GNWP) dan Asian Muslim Action Network (AMAN), kami bekerja untuk memberdayakan perempuan muda dari tempat-tempat yang terkena dampak konflik (yaitu Poso) atau tempat rentan (Lamongan) untuk menjadi pemimpin dan agen perdamaian. Tim peneliti tersebut antara lain Mavic Cabrera –Balleza (GNWP), Dwi Rubiyanti Kholifah (AMAN), Fajar Erikha (DASPR), Vici S. Putera (DASPR), Any Rufaedah (DASPR), dan Reisa S. Arimbi (DASPR).