Pada tanggal 23, 28, dan 29 Desember, Division for Applied Social Psychology Research (DASPR) mengadakan serangkaian seminar di Hotel Accacia Jakarta Pusat. Acara tersebut membahas isu-isu krusial terkait pencegahan radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Seminar 1: Pencegahan Radikalisme di Kalangan Pemuda
Seminar pertama mengangkat isu tentang rentannya para remaja/pemuda masuk ke dalam jaringan esktrem dan peran pemuda dalam penyebaran radikalisme melalui media sosial.
Pada seminar tersebut juga dijelaskan bagaimana upaya pihak Kepolisian untuk mencegah para remaja/pemuda agar tidak mudah mempercayai informasi yang belum terverifikasi sehingga diharapkan radikalisme yang tersebar melalui media sosial dapat diminimalkan. Bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait, POLRI juga menjalnkan program deradikalisasi di masyarakat.
Seminar 2: Diskusi Publik Bersatu Melawan Radikalisme, Intoleransi, dan Terorisme
Seminar kedua membawa informasi positif bahwa indeks potensi radikalisme di Indonesia mengalami penurunan sebesar 2.2% dari tahun 2020 hingga 2022. Diskusi ini juga menggarisbawahi bahwa terorisme bukanlah kejadian spontan, melainkan sebuah proses yang dimulai dari intoleransi, radikalisme, hingga terorisme.
Masyarakat ditekankan memiliki peran penting dalam deteksi dini terhadap indikasi radikalisme di lingkungan sekitar.
Sementara POLRI juga terus berkomunikasi dengan masyarakat untuk menghindari penyebaran ajaran radikal melalui kajian agama.
Seminar 3: Upaya Kolaborasi Pencegahan Perkembangan Radikalisme dan Terorisme di Indonesia
Seminar terakhir mencermati keterlibatan permpuan dalam tindak pidana terorisme. Data menunjukkan bahwa pada periode 2016-2020, banyak perempuan terlibat dalam tindak pidana terorisme, yang sebagian besar disebabkan oleh propaganda ISIS melalui media sosial.
Diskusi juga membahas mengenai pelibatan perempuan yang awalnya hanya terlibat di bidang pendidikan namun saat ini juga terlibat sebagai eksekutor dalam kelompok NII, ISIS.
Selain itu dibahas pula upaya pencegahan radikalisme dan terorisme salah satunya melalui peningkatan kesadaran masyarakat, kolaborasi dengan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), pembentukan Rancangan Aksi Daerah (RAD), dan pengembangan alat ukur atau sistem untuk mendeteksi sikap radikalisme di tingkat masyarakat.
Semua seminar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ancaman radikalisme dan terorisme serta merangsang kolaborasi antara berbagai pihak untuk mencegah perkembangannya di Indonesia.