Asesmen Moderasi Indonesia (AMI) merupakan pengukuran moderasi yang menyangkut seberapa rendah hingga tingginya kecenderungan seseorang dalam hal bertoleransi, bersikap inklusif, hingga sikap ekstrem dalam membela nilai-nilai ideologi kelompok, yang berseberangan dengan empat pilar Kebangsaan sebagai bangsa Indonesia (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika). Adapun tiga basis teori yang melatarinya adalah toleransi, inklusivitas, dan ekstremisme. Melalui tiga teori dasar ini, AMI merupakan salah satu peranti yang dapat digunakan dalam mendeteksi kemungkinan adanya individu yang memiliki kecenderungan ekstrem/radikal, tidak toleran dan ekslusif dalam menjalankan kehidupan lintas kelompok di kehidupan sehari-hari. Sebagai bagian dari proses pengembangan, alat ukur AMI ini telah diujicobakan pada 1925 partisipan dari berbagai latar belakang dan berasal dari tiga agama (Islam, Kristen [Katolik dan Protestan], dan Hindu. Pada praktik asesmennya AMI akan dilakukan berdasarkan agama responden, baik itu Islam (total 65 butir pernyataan), Kristen (66 butir pernyataan), ataupun Hindu (69 butir pernyataan). Dengan mengisi semua butir sesuai dengan instruksi yang diberikan, partisipan asesmen AMI akan dilihat berdasarkan tiga tingkat moderasi: moderasi hijau, moderasi kuning, dan moderasi merah. Hasil selanjutnya dapat menjadi salah pertimbangan bagi mereka yang hendak menilai kecenderungan individu dekat dengan semangat Empat Pilar Kebangsaan.